Minggu, 08 Mei 2011

Flexi Hijrah ke EVDO di Bulan Juni 2011

Juni ini, Flexi bakal migrasi ke Evolution-Data Optimized (EVDO). Migrasi ini dilakukan Flexi untuk menjawab kebutuhan layanan data yang semakin meningkat.

"Juni kita sudah ready untuk EVDO," ungkap Deputi Executive General Manager Business Development Telkom Flexi, Beni Sukawanto saat berbincang dengandetikINET, Sabtu (7/11/2011).

Untuk layanan datanya, Flexi saat ini masih berjalan di teknologi 1x Technology High Speed Data and Voice. Dengan meningkatkan teknologi ke EVDO, Beni berharap bisa meraup pasar broadband yang sekarang menjadi ladang baru para operator untuk mendulang uang.

"Kita di 1x dan baru mau dirunning di EVDO. Sekarang saja sudah ada sekitar 4,5 juta pelanggan kita yang aktif menggunakan FlexiNET. Ini pasar yang besar. Setelah FlexiNET, kebutuhan bandtwith meningkat. Kita penuhi kebutuhan pelanggan kita dengan migrasi ke EVDO," paparnya.

Beni menambahkan, dengan menggunakan teknologi EVDO, kebutuhan bandwith yang lebar bisa dipenuhi. Saat berjalan di EVDO, Beni berharap dapat dimanfaatkan oleh para pengembang aplikasi lokal.

"Saat nanti punya EVDO, kebutuhan bandwith yang lebar bisa dipenuhi. Nah nantu kalau sarananya sudah ada maka kontennya juga harus dibuat," katanya.

Dalam rangka memperbanyak konten lokal tersebut, Beni mengaku saat ini pihaknya akan menggelar edukasi dan sosialisasi tentang Flexi Market dan aplikasi android.

"Di beberapa kota besar seperti Bandung, Jakarta dan Surabaya, kita gelar seminar tentang android. Kita harapkan ini bisa memunculkan talenta-talenta dari pengembang aplikasi lokal," katanya.

Rencananya, ditahap awal Flexi akan mengelar jaringan EDVO di sepuluh kota. Kota tersebut adalah Jakarta, Bandung, Makassar, Denpasar, Banjarmasin, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Pekanbaru, dan Medan.

Selasa, 03 Mei 2011

Rupiah Menguat Rp 8,000/dollar AS

JAKARTA — Nilai tukar rupiah bisa terus menguat hingga mencapai Rp 8.000 per dollar AS. Hal itu memungkinkan terjadi karena pelemahan dollar AS tidak hanya terjadi antara rupiah dan dollar AS, tetapi juga semua mata uang di dunia terhadap dollar AS.

Demikian diungkapkan ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Anggito Abimanyu, di Jakarta, Senin (2/5/2011).

Menurut Anggito, pemulihan ekonomi di Amerika Serikat akan membuat permintaan terhadap produk dunia di negara tersebut semakin tinggi. Hal ini menyebabkan pelemahan dollar AS. "Pemulihan ekonomi AS tidak terjadi hanya pada perdagangan antara Amerika dan China, tetapi juga antara Amerika dan dunia. Dengan kecenderungan tersebut, rupiah bisa terus menguat ke Rp 8.000 per dollar AS," ujarnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...