Markas Besar Kepolisian RI mengklarifikasi pernyataan mereka sebelumnya, tentang kasus dibakarnya dua orang polisi di Sumatera Utara oleh warga. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution menyatakan, korban tersebut -- Ricardo Sitorus dan Siregar, bukan polisi, melainkan informan.
Saud kembali menjelaskan, pada 26 Februari 2012, sekitar pukul 20.00 WIB, Brigadir Albertus Sibua beserta empat orang informan, Ricardo Sitourus, Christian Siregar, MMP, dan BI.
"Pada hari Minggu jam 18.00 sore, diketahui informan atas nama Ricardo Sitorus mendapatkan telpon dari daerah Tuntungan, bahwa di dusun Laubekeri ada bandar togel sedang melakukan aktifitas," kata Saud dalam konfrensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 28 Februari 2012.
Saud melanjutkan atas informasi tersebut anggota beserta rekannya dengan menggunakan kendaraan Kijang Innova BK 10 HK berangkat. Setelah tiba di Desa Laubekeri kemudian memantau kegiatan bandar togel berinisial K.
"Kemudian tidak beberapa lama mereka turun dan diteriaki maling oleh si bandar togel tersebut," ujarnya.
Kerumunan masyarakat yang berada di lokasi langsung bereaksi. Mereka langsung mengejar anggota polisi dan para informan tersebut. Melihat masa yang sangat besar, akhirnya mereka memutuskan masuk ke mobil untuk menghindar. Massa tak lantas berhenti, dengan 10 sepeda motor mereka menghadang mobil dan memaksanya berhenti.
Saat berhenti, massa menggoyang-goyangkan mobil dan menyuruh mereka turun dari mobil. Anggota Brigadir Abertus Sibua sempat mengatakan, bahwa dia polisi, tetapi masyarakat tidak percaya dan meminta si pengendara turun.
"Setelah turun mereka dipukuli. Tapi juga ada masyarakat yang menghubungi ke Polsek Kutalimbaru. Tiga orang termasuk Brigadir Albertus Sibua berhasil meloloskan diri ke arah hutan beserta dua orang informan berinisial MMP dan BI," kata Saud.
Sedangkan dua orang lainnya tertangkap dan dipukuli massa. Beberapa anggota intel dari Kutalimbaru datang sempat untuk membantu dua informan. Namun mereka tak berdaya, jumlah massa lebih besar.
Keduanya diseret dan masuk ke dalam mobil, kemudian massa menyulut api. "Kedua orang informan ini yakni Ricardo Sitorus dan Siregar terbakar," urai Saud.
Saud menuturkan, saat ini Polresta Medan sudah mengidentifikasi beberapa orang yang diduga menjadi pelaku penganiayaan dan pembakaran berdasarkan saksi, bukti rekaman dan adanya petugas yang ada di lapangan. "Ini sedang dalam pengejaran di lapangan. Ini merupakan suatu pelajaran bagi kita sekalian khususnya bagi Polri di dalam penindakan togel yang merupakan permainan perjudian yang dalam KUHP pasal 303," kata Saud.
Banyak tantangan untuk melenyapkan togel. Apalagi, banyak masyarakat yang menyukai judi ini. Dalam memberantasnya butuh risiko dan pengorbanan di lapangan. "Kami tanpa adanya informasi di lapangan sulit rasanya menumpas hal tersebut," ujar Saud.
Saud menambahkan, para bandar dan pemain menggunakan sarana handphone untuk melakukan kegiatan perjudian tersebut. "Ini juga evaluasi untuk tim di lapangan untuk bisa memperkirakan kondisi yang aman bagi petugas. Kalau dianggap resisten seharusnya tidak usah dipaksakan, sehingga bisa dikirimkan tim kesatu yang diturunkan, ini merupakan evaluasi kami," pungkasnya. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar