Pengamat politik J. Kristiadi menyatakan gebrakan Wali Kota Surakarta Joko Widodo menggunakan mobil Kiat Esemka buatan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sindiran kepada pejabat yang masih suka mewah. "Dia ingin membuka mata pejabat lain agar sadar kalau mereka masih bersandar pada kemewahan," kata Kristiadi, peneliti senior Center for Strategic and International Studies ketika dihubungi di Jakarta, Rabu malam, 4 Januari 2012.
Keputusan Jokowi -- sapaan Joko Widodo -- menggunakan Kiat Esemka sebagai kendaraan dinas 'menampar' sebagian besar pejabat dan anggota DPR yang sering menggunakan mobil mewah. Kristiadi mengatakan, sindiran Jokowi terutama ditujukan pada pejabat negara yang suka menggunakan mobil mewah untuk kendaraan dinas. Pejabat yang sinis pada Jokowi, kata Kristiadi, berarti dia kena sindir.
Mobil Kiat Esemka merupakan produk rakitan siswa-siswa SMK 2 Surakarta bersama dengan Sukiyat, pemiliki bengkel Kiat Motor di Solo. Mobil ini dipesan Jokowi untuk menggantikan Toyota Camry yang sudah ia gunakan sebagai mobil dinas sejak 2005. Menurut dia, mobil yang biaya produksinya Rp 350 juta ini merupakan awal dari tumbuhnya industri mobil buatan anak bangsa. “Asal izinnya keluar dari Kementerian Perhubungan, peluangnya besar untuk diproduksi massal,” kata Jokowi.
Di mata Imam Prasodjo, sosiolog Universitas Indonesia, Jokowi merupakan fenomena cinta masyarakat terhadap pemimpin yang memiliki visi. Menurut Imam, mereka yang mengkritik Jokowi adalah orang tak punya visi jelas sebagai pemimpin. “Jokowi bukan orang yang ingin cari muka,” kata Imam menjawab kritik beberapa tokoh politikus..
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana berpendapat senada. Ia menilai Jokowi merupakan simbol perlawanan terhadap elite lokal. Dia juga simbol melawan dominasi elite politik di Jakarta. “Ini dobrakan bagaimana memperjuangkan kepentingan daerah di tingkat nasional," katanya.
EZTHER LASTANIA | FEBRIYAN | SUNUDYANTORO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar