Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution membantah pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD yang menyatakan Polri sampai saat ini masih tersandera kekuatan politik tertentu dan sejarah masa lalu. Akibat tersandera itu, proses penegakan hukum yang dilakukan oleh kepolisian menemui banyak hambatan bahkan lebih banyak hilang.
"Kami tidak tersandera oleh kekuatan apapun. Kami independen dan profesional," kata Saud saat ditemui di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Selasa 6 Desember 2011.
Dia memilih untuk tidak terlalu dalam menanggapi pernyataan Mahfud. Namun demikian, dia memastikan jika dalam melaksanakan tugas-tugas kepolisian, dan dalam upaya penegakan hukum selalu berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.
"Kasus akan kami ajukan bila sudah cukup alat bukti. Tidak berdasarkan kemauan atau intervensi pihak manapun. Jika semua sudah lengkap akan dilimpahkan ke kejaksaan," terangnya.
Saud bahkan mempertanyakan, apa maksud mantan politisi PKB mengatakan hal seperti itu. "Tidak benar jika dikatakan demikian," jelasnya.
Sebelumnya dalam sebuah pidato refleksi 13 tahun reformasi, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD melontarkan pernyataan kritis. Mahfud menyebut institusi Polri tersandera oleh kekuatan politik tertentu, sekaligus masa lalu.
Kondisi itu membuat Polri tidak dapat bekerja secara maksimal dalam proses penegakan hukum. "Disandera oleh politik, dan masa lalu sehingga dia tidak bisa bergerak," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan kondisi itu bukan dikarenakan oleh kesalahan Polri sepenuhnya. Jika Polri punya kasus tertentu dan sudah akan bergerak, tiba-tiba ada kekuatan politik yang mengancam. "Kadang ada kasus-kasus besar hilang, karena polisi menjadi bagian dari problem atau kasus itu," jelasnya.
Mahfud mengaku merasa kasihan atas apa yang dialami oleh Polri, terlebih persoalan itu tidak pernah diselesaikan secara tuntas. "Saya kenal secara pribadi dengan para pejabatnya. Niatnya baik betul dan punya tujuan, langkah yang sebenarnya ingin maju tapi terhambat oleh lingkungan politik. Saya tahu itu sehingga saya kadang menyalah-nyalahkan Polri terus nggak bisa, harus sistem politik yang diperbaiki," urainya.
Menurut Mahfud kekuatan yang dia maksudkan itu ada tetapi sulit untuk dikatakan siapa dan dari mana. "Kalau kita tahu namanya bukan politik lagi dan gampang dibongkar. Ituinvisible hand. Dari belakang (Polri) di pegang tengkuknya, 'jangan ke situ'," ucapnya.• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar