Markas Besar Kepolisian RI mengklarifikasi pernyataan mereka sebelumnya, tentang kasus dibakarnya dua orang polisi di Sumatera Utara oleh warga. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution menyatakan, korban tersebut -- Ricardo Sitorus dan Siregar, bukan polisi, melainkan informan.
Saud kembali menjelaskan, pada 26 Februari 2012, sekitar pukul 20.00 WIB, Brigadir Albertus Sibua beserta empat orang informan, Ricardo Sitourus, Christian Siregar, MMP, dan BI.
"Pada hari Minggu jam 18.00 sore, diketahui informan atas nama Ricardo Sitorus mendapatkan telpon dari daerah Tuntungan, bahwa di dusun Laubekeri ada bandar togel sedang melakukan aktifitas," kata Saud dalam konfrensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 28 Februari 2012.
Saud melanjutkan atas informasi tersebut anggota beserta rekannya dengan menggunakan kendaraan Kijang Innova BK 10 HK berangkat. Setelah tiba di Desa Laubekeri kemudian memantau kegiatan bandar togel berinisial K.
"Kemudian tidak beberapa lama mereka turun dan diteriaki maling oleh si bandar togel tersebut," ujarnya.
Kerumunan masyarakat yang berada di lokasi langsung bereaksi. Mereka langsung mengejar anggota polisi dan para informan tersebut. Melihat masa yang sangat besar, akhirnya mereka memutuskan masuk ke mobil untuk menghindar. Massa tak lantas berhenti, dengan 10 sepeda motor mereka menghadang mobil dan memaksanya berhenti.
Saat berhenti, massa menggoyang-goyangkan mobil dan menyuruh mereka turun dari mobil. Anggota Brigadir Abertus Sibua sempat mengatakan, bahwa dia polisi, tetapi masyarakat tidak percaya dan meminta si pengendara turun.
"Setelah turun mereka dipukuli. Tapi juga ada masyarakat yang menghubungi ke Polsek Kutalimbaru. Tiga orang termasuk Brigadir Albertus Sibua berhasil meloloskan diri ke arah hutan beserta dua orang informan berinisial MMP dan BI," kata Saud.
Sedangkan dua orang lainnya tertangkap dan dipukuli massa. Beberapa anggota intel dari Kutalimbaru datang sempat untuk membantu dua informan. Namun mereka tak berdaya, jumlah massa lebih besar.
Keduanya diseret dan masuk ke dalam mobil, kemudian massa menyulut api. "Kedua orang informan ini yakni Ricardo Sitorus dan Siregar terbakar," urai Saud.
Saud menuturkan, saat ini Polresta Medan sudah mengidentifikasi beberapa orang yang diduga menjadi pelaku penganiayaan dan pembakaran berdasarkan saksi, bukti rekaman dan adanya petugas yang ada di lapangan. "Ini sedang dalam pengejaran di lapangan. Ini merupakan suatu pelajaran bagi kita sekalian khususnya bagi Polri di dalam penindakan togel yang merupakan permainan perjudian yang dalam KUHP pasal 303," kata Saud.
Banyak tantangan untuk melenyapkan togel. Apalagi, banyak masyarakat yang menyukai judi ini. Dalam memberantasnya butuh risiko dan pengorbanan di lapangan. "Kami tanpa adanya informasi di lapangan sulit rasanya menumpas hal tersebut," ujar Saud.
Saud menambahkan, para bandar dan pemain menggunakan sarana handphone untuk melakukan kegiatan perjudian tersebut. "Ini juga evaluasi untuk tim di lapangan untuk bisa memperkirakan kondisi yang aman bagi petugas. Kalau dianggap resisten seharusnya tidak usah dipaksakan, sehingga bisa dikirimkan tim kesatu yang diturunkan, ini merupakan evaluasi kami," pungkasnya. (eh)
Inspirasi, pencerahan dan pencerdasan.
Selasa, 28 Februari 2012
Jumat, 24 Februari 2012
Siapakah DW, The Next Gayus?
Jakarta - Identitas mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) berinisial DW yang menjadi oknum 'The Next Gayus' terungkap juga. Inisial DW adalah Dhana Widyatmika. Dia telah dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dan telah dicekal oleh Imigrasi.
Siapakah Dhana Widyatmika?
Berdasarkan beberapa sumber dan dokumen yang dikumpulkan detikFinance, Jumat (24/2/2012) diketahui Dhana Widyatmika merupakan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Setelah melanjutkan program sarjana, dia meneruskan studi pasca sarjana di Program Studi Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).
Setelah lulus STAN, Dhana mulai bekerja di Ditjen Pajak pada tahun 1996. Karirnya berkembang terus. Pada 2011, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Dhana Widyatmika menjabat sebagai Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam.
Kemudian, berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) nomor Kep-1439/PJ.01/UP.53/2011 yang dikeluarkan pada 12 Juli 2011, Dhana Widyatmika dipindahkan dari Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua.
Dhana Widyatmika merupakan PNS golongan III/c dengan pangkat penata. Ia kini berusia 37 tahun.
Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Fuad Rahmany mengungkapkan 'The Next Gayus' ini tidak lagi menjadi pegawai pajak. Karena, atas keinginannya sendiri Dhana Widyatmika ini meminta pindah ke instansi lain.
"Yang jelas dia pindah atas keinginannya sendiri, saat dia minta ke-instansi lain ya kita ngasih aja, bukan karena ada kasus, kita sendiripun tidak tahu kalau dia berkasus. DW sendiri sudah lama bekerja disini tapi berapa lama tanya kebagian kepegawaian saja, yang jelas lebih lama dari pada saya," kata Fuad di Kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jumat (24/2/2012).
Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas, Dedi Rudaedi mengatakan "The Next Gayus' ini tidak lagi menjadi PNS Pajak sejak 12 Januari 2012. "DW sendiri sudah bukan pegawai kami, dia pindah ke Pemda DKI namun masih bekerja di bidang perpajakan yakni Dispenda DKI Jakarta," ujarnya.
Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan oknum 'The Next Gayus' berinisial 'DW' sebagai tersangka. Ia diduga melakukan tindak pidana korupsi. Hingga saat ini detikfinance belum bisa menghubungi Dhana Widyatmika untuk dikonfirmasi
sumber & kaskus
Siapakah Dhana Widyatmika?
Berdasarkan beberapa sumber dan dokumen yang dikumpulkan detikFinance, Jumat (24/2/2012) diketahui Dhana Widyatmika merupakan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Setelah melanjutkan program sarjana, dia meneruskan studi pasca sarjana di Program Studi Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).
Setelah lulus STAN, Dhana mulai bekerja di Ditjen Pajak pada tahun 1996. Karirnya berkembang terus. Pada 2011, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Dhana Widyatmika menjabat sebagai Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam.
Kemudian, berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) nomor Kep-1439/PJ.01/UP.53/2011 yang dikeluarkan pada 12 Juli 2011, Dhana Widyatmika dipindahkan dari Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua.
Dhana Widyatmika merupakan PNS golongan III/c dengan pangkat penata. Ia kini berusia 37 tahun.
Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Fuad Rahmany mengungkapkan 'The Next Gayus' ini tidak lagi menjadi pegawai pajak. Karena, atas keinginannya sendiri Dhana Widyatmika ini meminta pindah ke instansi lain.
"Yang jelas dia pindah atas keinginannya sendiri, saat dia minta ke-instansi lain ya kita ngasih aja, bukan karena ada kasus, kita sendiripun tidak tahu kalau dia berkasus. DW sendiri sudah lama bekerja disini tapi berapa lama tanya kebagian kepegawaian saja, yang jelas lebih lama dari pada saya," kata Fuad di Kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jumat (24/2/2012).
Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas, Dedi Rudaedi mengatakan "The Next Gayus' ini tidak lagi menjadi PNS Pajak sejak 12 Januari 2012. "DW sendiri sudah bukan pegawai kami, dia pindah ke Pemda DKI namun masih bekerja di bidang perpajakan yakni Dispenda DKI Jakarta," ujarnya.
Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan oknum 'The Next Gayus' berinisial 'DW' sebagai tersangka. Ia diduga melakukan tindak pidana korupsi. Hingga saat ini detikfinance belum bisa menghubungi Dhana Widyatmika untuk dikonfirmasi
sumber & kaskus
Label:
10 PNS,
37 tahun,
Administrasi,
Dhana Widyatmika,
dicekal,
Dirjen Imigrasi,
Ditjen Pajak,
DW,
FISIPOL,
IIIc,
Kejagung,
penanaman modal asing,
penata,
STAN,
tersangka,
The Next Gayus,
UI,
wajib pajak besar
PNS Kota Solo Wajib Mengenakan Pakaian Tradisional Setiap Kamis
Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, mulai hari ini mewajibkan pegawai negeri sipil mengenakan pakaian tradisional setiap Kamis. Kebijakan yang mengedepankan budaya diterapkan Wali Kota Joko Widodo dan Wakil Walikota, Hadi Rudyatmo untuk mewujudkan obsesi "Solo Masa Depan Adalah Solo Masa Lalu" mengandung arti budaya yang sempat terpendam kini dimunculkan kembali.
Mau Ke Tangerang, Esemka Mandi Kembang (Jamasan) Dulu
Pemerintah Kota Surakarta menggelar jamasan mobil Esemka di Solo Technopark, Kamis malam, 23 Februari 2012. Jamasan serta doa bersama itu digelar menjelang keberangkatan Esemka ke Tangerang untuk menjalani uji emisi.
Upacara jamasan tersebut dilakukan dengan melibatkan sejumlah penari. Mereka melakukan tarian sesajian semacam Srimpi dengan diiringi tembang Dandanggula. Sebelumnya, enam pemuka agama memimpin doa bersama secara bergiliran.
Wali Kota Surakarta Joko Widodo mendapat giliran pertama untuk menyiramkan air kembang. Selanjutnya, siraman air kembang juga dilakukan oleh Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta Sukasno serta Sukiat, pemilik bengkel tempat produksi mobil Esemka.
Menurut Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo, upacara jamasan tersebut dilakukan untuk membersihkan mobil sebelum diberangkatkan ke Tangerang keesokan harinya. “Ini kegiatan biasa, agar mobilnya bersih dan mengkilap,” kata Rudy.
Dia menjelaskan selama di perjalanan mereka juga akan singgah di tempat pencucian mobil. “Kami akan berhenti tiap 100 kilometer,” kata Rudy. Dia berharap sesampai di Tangerang kondisi mobil itu masih prima dan bersih.
AHMAD RAFIQ
Upacara jamasan tersebut dilakukan dengan melibatkan sejumlah penari. Mereka melakukan tarian sesajian semacam Srimpi dengan diiringi tembang Dandanggula. Sebelumnya, enam pemuka agama memimpin doa bersama secara bergiliran.
Wali Kota Surakarta Joko Widodo mendapat giliran pertama untuk menyiramkan air kembang. Selanjutnya, siraman air kembang juga dilakukan oleh Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta Sukasno serta Sukiat, pemilik bengkel tempat produksi mobil Esemka.
Menurut Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo, upacara jamasan tersebut dilakukan untuk membersihkan mobil sebelum diberangkatkan ke Tangerang keesokan harinya. “Ini kegiatan biasa, agar mobilnya bersih dan mengkilap,” kata Rudy.
Dia menjelaskan selama di perjalanan mereka juga akan singgah di tempat pencucian mobil. “Kami akan berhenti tiap 100 kilometer,” kata Rudy. Dia berharap sesampai di Tangerang kondisi mobil itu masih prima dan bersih.
AHMAD RAFIQ
Label:
bersama,
Citra Raya Tangerang,
Dadanggulo,
doa,
DPRD,
Hadi Rudyatmo,
jamasan,
Joko Widodo,
Ketua,
Kiat Esemka,
penari,
Solo Technopark,
Srimpi,
Sukasno,
Sukiat,
Surakarta,
uji emisi
Kamis, 23 Februari 2012
Surat Untuk Presiden: Jadilah Presiden Revolusioner!
Selamat malam, Pak Presiden! Dari Daniel Sparringa, salah seorang staf Anda, yang berbicara pada acara Soegeng Sarjadi Syndicate di TVRI—maaf lupa tanggal tayangnya—saya mendapat informasi bahwa Anda sering bangun malam. Katanya lagi, Anda membaca dan merenung, memikirkan berbagai permasalahan bangsa yang kian hari kian jelimet, kian ruwet.
Oleh karena itu, saya alamatkan surat ini kepada Anda yang begitu ”mengakrabi malam”. Saya pun menulisnya dalam larut, sehari setelah menyaksikan kesaksian Angelina Sondakh untuk kasus yang kita semua sudah tahu belaka itu.
Angie yang cantik, kita juga tahu, adalah salah satu pejabat tinggi di partai yang Bapak bina. Artinya, langsung atau tidak, Angie adalah binaan Anda.
Oleh karena itu, saya alamatkan surat ini kepada Anda yang begitu ”mengakrabi malam”. Saya pun menulisnya dalam larut, sehari setelah menyaksikan kesaksian Angelina Sondakh untuk kasus yang kita semua sudah tahu belaka itu.
Angie yang cantik, kita juga tahu, adalah salah satu pejabat tinggi di partai yang Bapak bina. Artinya, langsung atau tidak, Angie adalah binaan Anda.
Pak Presiden, sebelumnya perlu Anda ketahui bahwa pada pemilihan presiden tahun 2004, saya adalah salah seorang yang memilih Anda.
Tentu saja, sebagai orang yang merasa diri intelektual, saya tidak sembarang memilih. Sebelum menentukan pilihan, saya merasa wajib untuk melakukan ”riset kecil-kecilan”, mulai dari menelusuri kehidupan masa kecil hingga perilaku paling mutakhir para calon presiden saat itu.
Pilihan saya jatuh kepada Anda karena pada waktu itu Anda mengingatkan saya pada sosok Arok dalam roman Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer.
Tentang Arok
Dengarlah apa yang dicatat Pram tentang Arok melalui mulut tokoh Dang Hyang Lohgawe berikut ini. ”Dengan api Hyang Bathara Guru dalam dadamu, dengan ketajaman parasyu Hyang Ganesya, dengan keperkasaan Hyang Durga Mahisa suramardini, kaulah Arok, kaulah pembangun ajaran, pembangun negeri sekaligus. Dengarkan kalian semua, sejak detik ini, dalam kesaksian Hyang Bathara Guru yang berpadu dalam Brahma, Syiwa, dan Wisynu dengan semua syaktinya, aku turunkan pada anak ini nama yang akan membawanya pada kenyataan sebagai bagian dari cakrawati. Kenyataan itu kini masih membara dalam dirimu. Arok namamu” (1999: 53).
Demikianlah, Pak Presiden, imajinasi saya tentang Anda kala itu. Namun, dalam perjalanannya, perlahan-lahan imajinasi tersebut pupus. Entah karena apa, dalam mata batin saya, gambaran tritunggal (Brahma, Syiwa, dan Wisynu) sirna dari diri Anda. Saya tidak lagi merasakan sorot mata Sudra, sikap Satria, dan esensi Brahmana.
Hingga hari ini, Anda memang sangat santun, tetapi kesantunan itu terasa tak memiliki aura. Memandang Anda—artinya mencoba mengerti dan menerima kepemimpinan Anda—saya seperti menatap sebuah potret dalam bingkai. Sebuah potret, tentu bukanlah realitas sebenarnya. Ia adalah realitas citra.
Barangkali tidak ada yang salah dengan Anda, Pak Presiden. Kekuasaan, dalam sejarah bangsa mana pun, memang memiliki karakter pengisap. Barangsiapa tidak mampu menaklukkannya, ia akan tersedot hingga ke rangka. Sirnanya tritunggal yang saya imajinasikan terdapat pada sosok Anda kiranya juga karena isapan gravitasi kuasa tersebut.
Matinya tritunggal sedemikian meniscayakan hidupnya kelemahan tak terelakkan pada diri Anda. Lihatlah, sayap Anda patah. Anda tidak mampu menjadi ”Garuda Yang Terbang Sendiri”—meminjam judul drama Sanoesi Pane. Ada semacam kekhawatiran pada diri Anda jika terbang sedemikian, yakni kecemasan untuk tidak bisa kembali hinggap pada takhta yang notabene mengisap Anda secara terus-menerus itu. Anda lebih suka diisap daripada menyedot habis daya kuasa. Anda dikuasai, bukan menguasai.
Itulah kiranya, disadari atau tidak, yang membuat Anda selalu terjaga saat larut seperti dikisahkan Sparringa. Tanpa keluh kesah kepada Sparringa, saya pikir tubuh Anda sendiri telah berbicara. Di balik baju kebesaran presiden, Anda tidak bisa mengelak kalau sorot mata Anda makin sayu, satu-dua keriput bertambah di wajah Anda. Jika saja Anda bukan presiden, barangkali sepanjang hari Anda akan tampak lusuh, layaknya seorang bapak yang capek memikirkan ulah anak-anaknya yang kelewat nakal. Wajah Anda tak lagi bersinar seperti sebelum jadi penguasa.
Gara-gara korupsi
Pemberantasan korupsi yang menjadi jargon partai binaan Anda, Pak Presiden, itulah yang saya pikir menambah satu-dua kerutan di wajah Anda tahun-tahun terakhir ini. Saya yakin Anda dan keluarga tidak melakukan tindakan kriminal tersebut, tetapi Anda terjebak dalam kepungan para bandit.
Kiranya Anda juga sang pemilik gagasan besar jargon pemberantasan korupsi tadi sehingga dengan sangat yakin Anda memasang badan di barisan paling depan pendekar pembunuh koruptor. Sayang, nyatanya Anda dikhianati. Anda jadi sandera di dalam jargon yang Anda gagas. Akibatnya, Anda menjadi sangat lemah. Anda tahu kepada siapa Anda mesti marah, tetapi Anda juga tahu hal itu tidak mungkin dilakukan. Ah, betapa menyakitkan hidup seperti itu.
Pak Presiden yang terhormat,
Malam semakin larut, tetapi kian gelap dan sunyi di luar, kian benderang hati kita di dalam. Drama Nazar dan Angie pastilah akan semakin jelas jika ditatap dalam suasana seperti ini.
Ketahuilah, penyelesaian kasus pelik yang menimpa mereka, juga banyak kasus lain, hanya bertumpu kepada Anda. Sekuat apa pun KPK, saya tidak yakin lembaga ini bisa menyelesaikannya. Anda mungkin tidak mengintervensi KPK dan penegak hukum dalam arti negatif, tetapi ketahuilah, tangan Anda bisa memanjang tanpa Anda ketahui, kekuasaan Anda bisa membengkak tanpa Anda sadari.
Ingatlah selalu bahwa Anda sedang terus-menerus dikhianati. Jadi, mohon keluarlah. Anda sudah mampu menguasai malam. Itu artinya Anda bisa menyongsong fajar saat semua makhluk sedang lelap. Ini kali saatnya Anda meradang, dan menerjang—meminjam sajak Chairil Anwar. Jadilah garuda agar kami menjadikan Anda lambang yang selamanya terpatri di dada.
Saya seorang dosen, Pak Presiden. Nyaris setiap hari saya membicarakan hal-hal ideal dengan mahasiswa. Kepada para mahasiswa saya selalu mengajarkan mimpi tentang Indonesia yang lebih baik di masa depan. Jadi, tolong saya, Pak Presiden, tolong bantu saya untuk menjadikan ajaran itu bukan ilusi, apalagi dusta.
Maka, jawablah permohonan ini dengan sebuah tindakan: bahwa besok pagi, saat fajar tuntas memintal malam, Anda akan menjadi presiden yang revolusioner. Atas apa pun yang bernama kuasa, jadikanlah diri Anda Arok, sang pembangun itu!
Acep Iwan Saidi Ketua Forum Studi
Kebudayaan FSRD ITB
Tentu saja, sebagai orang yang merasa diri intelektual, saya tidak sembarang memilih. Sebelum menentukan pilihan, saya merasa wajib untuk melakukan ”riset kecil-kecilan”, mulai dari menelusuri kehidupan masa kecil hingga perilaku paling mutakhir para calon presiden saat itu.
Pilihan saya jatuh kepada Anda karena pada waktu itu Anda mengingatkan saya pada sosok Arok dalam roman Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer.
Tentang Arok
Dengarlah apa yang dicatat Pram tentang Arok melalui mulut tokoh Dang Hyang Lohgawe berikut ini. ”Dengan api Hyang Bathara Guru dalam dadamu, dengan ketajaman parasyu Hyang Ganesya, dengan keperkasaan Hyang Durga Mahisa suramardini, kaulah Arok, kaulah pembangun ajaran, pembangun negeri sekaligus. Dengarkan kalian semua, sejak detik ini, dalam kesaksian Hyang Bathara Guru yang berpadu dalam Brahma, Syiwa, dan Wisynu dengan semua syaktinya, aku turunkan pada anak ini nama yang akan membawanya pada kenyataan sebagai bagian dari cakrawati. Kenyataan itu kini masih membara dalam dirimu. Arok namamu” (1999: 53).
Demikianlah, Pak Presiden, imajinasi saya tentang Anda kala itu. Namun, dalam perjalanannya, perlahan-lahan imajinasi tersebut pupus. Entah karena apa, dalam mata batin saya, gambaran tritunggal (Brahma, Syiwa, dan Wisynu) sirna dari diri Anda. Saya tidak lagi merasakan sorot mata Sudra, sikap Satria, dan esensi Brahmana.
Hingga hari ini, Anda memang sangat santun, tetapi kesantunan itu terasa tak memiliki aura. Memandang Anda—artinya mencoba mengerti dan menerima kepemimpinan Anda—saya seperti menatap sebuah potret dalam bingkai. Sebuah potret, tentu bukanlah realitas sebenarnya. Ia adalah realitas citra.
Barangkali tidak ada yang salah dengan Anda, Pak Presiden. Kekuasaan, dalam sejarah bangsa mana pun, memang memiliki karakter pengisap. Barangsiapa tidak mampu menaklukkannya, ia akan tersedot hingga ke rangka. Sirnanya tritunggal yang saya imajinasikan terdapat pada sosok Anda kiranya juga karena isapan gravitasi kuasa tersebut.
Matinya tritunggal sedemikian meniscayakan hidupnya kelemahan tak terelakkan pada diri Anda. Lihatlah, sayap Anda patah. Anda tidak mampu menjadi ”Garuda Yang Terbang Sendiri”—meminjam judul drama Sanoesi Pane. Ada semacam kekhawatiran pada diri Anda jika terbang sedemikian, yakni kecemasan untuk tidak bisa kembali hinggap pada takhta yang notabene mengisap Anda secara terus-menerus itu. Anda lebih suka diisap daripada menyedot habis daya kuasa. Anda dikuasai, bukan menguasai.
Itulah kiranya, disadari atau tidak, yang membuat Anda selalu terjaga saat larut seperti dikisahkan Sparringa. Tanpa keluh kesah kepada Sparringa, saya pikir tubuh Anda sendiri telah berbicara. Di balik baju kebesaran presiden, Anda tidak bisa mengelak kalau sorot mata Anda makin sayu, satu-dua keriput bertambah di wajah Anda. Jika saja Anda bukan presiden, barangkali sepanjang hari Anda akan tampak lusuh, layaknya seorang bapak yang capek memikirkan ulah anak-anaknya yang kelewat nakal. Wajah Anda tak lagi bersinar seperti sebelum jadi penguasa.
Gara-gara korupsi
Pemberantasan korupsi yang menjadi jargon partai binaan Anda, Pak Presiden, itulah yang saya pikir menambah satu-dua kerutan di wajah Anda tahun-tahun terakhir ini. Saya yakin Anda dan keluarga tidak melakukan tindakan kriminal tersebut, tetapi Anda terjebak dalam kepungan para bandit.
Kiranya Anda juga sang pemilik gagasan besar jargon pemberantasan korupsi tadi sehingga dengan sangat yakin Anda memasang badan di barisan paling depan pendekar pembunuh koruptor. Sayang, nyatanya Anda dikhianati. Anda jadi sandera di dalam jargon yang Anda gagas. Akibatnya, Anda menjadi sangat lemah. Anda tahu kepada siapa Anda mesti marah, tetapi Anda juga tahu hal itu tidak mungkin dilakukan. Ah, betapa menyakitkan hidup seperti itu.
Pak Presiden yang terhormat,
Malam semakin larut, tetapi kian gelap dan sunyi di luar, kian benderang hati kita di dalam. Drama Nazar dan Angie pastilah akan semakin jelas jika ditatap dalam suasana seperti ini.
Ketahuilah, penyelesaian kasus pelik yang menimpa mereka, juga banyak kasus lain, hanya bertumpu kepada Anda. Sekuat apa pun KPK, saya tidak yakin lembaga ini bisa menyelesaikannya. Anda mungkin tidak mengintervensi KPK dan penegak hukum dalam arti negatif, tetapi ketahuilah, tangan Anda bisa memanjang tanpa Anda ketahui, kekuasaan Anda bisa membengkak tanpa Anda sadari.
Ingatlah selalu bahwa Anda sedang terus-menerus dikhianati. Jadi, mohon keluarlah. Anda sudah mampu menguasai malam. Itu artinya Anda bisa menyongsong fajar saat semua makhluk sedang lelap. Ini kali saatnya Anda meradang, dan menerjang—meminjam sajak Chairil Anwar. Jadilah garuda agar kami menjadikan Anda lambang yang selamanya terpatri di dada.
Saya seorang dosen, Pak Presiden. Nyaris setiap hari saya membicarakan hal-hal ideal dengan mahasiswa. Kepada para mahasiswa saya selalu mengajarkan mimpi tentang Indonesia yang lebih baik di masa depan. Jadi, tolong saya, Pak Presiden, tolong bantu saya untuk menjadikan ajaran itu bukan ilusi, apalagi dusta.
Maka, jawablah permohonan ini dengan sebuah tindakan: bahwa besok pagi, saat fajar tuntas memintal malam, Anda akan menjadi presiden yang revolusioner. Atas apa pun yang bernama kuasa, jadikanlah diri Anda Arok, sang pembangun itu!
Acep Iwan Saidi Ketua Forum Studi
Kebudayaan FSRD ITB
Menteri Keuangan Agus Martowardojo Meraih Penghargaan Sebagai Menteri Keuangan Terbaik Se-Asia Pasifik Dari "The Banker" Edisi Januari 2012
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Yudi Pramadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu menyebutkan editor senior majalah "The Banker" Brian Caplen berkesempatan menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Menkeu pada 15 Februari 2012 lalu.
Majalah "The Banker" memberikan penghargaan tersebut karena menilai Agus Martowardojo berhasil dalam menyokong pertumbuhan ekonomi mencapai 6,46 persen dan membawa perubahan pada pelaksanaan anggaran dan perencanaan keuangan.
Kemudian dia dianggap berhasil meningkatkan iklim investasi di Indonesia serta mengatur anggaran secara hati-hati pada 2011.
Tahun ini merupakan ke-11 kalinya penghargaan tersebut diberikan dan pada tahun sebelumnya tercatat beberapa menteri keuangan di beberapa negara di dunia memperoleh penghargaan serupa.
Menkeu tersebut antara lain Menkeu India Pranab Mukherjee, Menkeu Pantai Gading Charles Koffi Diby, Sekretaris Keuangan Filipina Margarito Teves dan Menkeu Slowakia Jan Pociatek.
"The Banker" merupakan majalah keuangan internasional grup harian Financial Times yang pertama kali terbit Januari 1926 dengan Brendan Bracken sebagai editor pendiri dan berkantor di London, Inggris.
Berdasarkan hasil audit Audit Bereau of Cicrulations, sirkulasi majalah "The Banker" adalah lebih dari 28 ribu eksemplar dengan rata-rata 60 persen dari pembacanya adalah CEO/Presiden Direktur serta CFO/Bendahara dari berbagai perusahaan.
Majalah keuangan internasional ini memuat informasi di bidang keuangan dan premier banking, dibaca lebih dari 180 negara dan merupakan sumber utama data dan analisa industri tersebut.
Fokus utama "The Banker" adalah komentar dan pemahaman keuangan global, opini, profil dan wawancara dengan bank serta tokoh keuangan terkemuka.
Majalah ini juga menggabungkan liputan mendalam baik secara regional maupun negara melalui laporan pasar keuangan global, regulasi dan kebijakan, pelayanan cash management dan sekuritas, komoditas, infrastruktur, proyek, perdagangan dan teknologi, kliring dan pembayaran serta isu manajemen dan pemerintahan.
Majalah "The Banker" memberikan penghargaan tersebut karena menilai Agus Martowardojo berhasil dalam menyokong pertumbuhan ekonomi mencapai 6,46 persen dan membawa perubahan pada pelaksanaan anggaran dan perencanaan keuangan.
Kemudian dia dianggap berhasil meningkatkan iklim investasi di Indonesia serta mengatur anggaran secara hati-hati pada 2011.
Tahun ini merupakan ke-11 kalinya penghargaan tersebut diberikan dan pada tahun sebelumnya tercatat beberapa menteri keuangan di beberapa negara di dunia memperoleh penghargaan serupa.
Menkeu tersebut antara lain Menkeu India Pranab Mukherjee, Menkeu Pantai Gading Charles Koffi Diby, Sekretaris Keuangan Filipina Margarito Teves dan Menkeu Slowakia Jan Pociatek.
"The Banker" merupakan majalah keuangan internasional grup harian Financial Times yang pertama kali terbit Januari 1926 dengan Brendan Bracken sebagai editor pendiri dan berkantor di London, Inggris.
Berdasarkan hasil audit Audit Bereau of Cicrulations, sirkulasi majalah "The Banker" adalah lebih dari 28 ribu eksemplar dengan rata-rata 60 persen dari pembacanya adalah CEO/Presiden Direktur serta CFO/Bendahara dari berbagai perusahaan.
Majalah keuangan internasional ini memuat informasi di bidang keuangan dan premier banking, dibaca lebih dari 180 negara dan merupakan sumber utama data dan analisa industri tersebut.
Fokus utama "The Banker" adalah komentar dan pemahaman keuangan global, opini, profil dan wawancara dengan bank serta tokoh keuangan terkemuka.
Majalah ini juga menggabungkan liputan mendalam baik secara regional maupun negara melalui laporan pasar keuangan global, regulasi dan kebijakan, pelayanan cash management dan sekuritas, komoditas, infrastruktur, proyek, perdagangan dan teknologi, kliring dan pembayaran serta isu manajemen dan pemerintahan.
Rabu, 22 Februari 2012
TIga Mahasiswi FH UGM Lulus IPK 4,00 (Sempurna)
Tiga mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa (21/2/2012), diwisuda dan dinyatakan lulus dengan nilai sempurna. Mereka adalah Donna Ardelia (angkatan 2008), Fani Phisca P (2008), dan Laras Susanti (2007). Ketiganya lulus dengan nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) 4,00.
Demikian siaran pers dari Humas UGM, Satria AN, yang diterima Kompas, Selasa (21/2/2012) sore. Ketiganya diwisuda bersama 1.557 mahasiswa lain di kampus UGM Yogyakarta.
Dona Ardelia tidak hanya mencapai prestasi sangat membanggakan dengan nilai sempurnanya, gadis kelahiran Bandar Lampung 14 Juli 1990 itu berhasil menyelesaikan studi S1-nya dalam waktu 3 tahun empat bulan.
Tentang prestasinya itu, Dona mengaku dirinya sama dengan mahasiswa lain. Ia juga aktif di kampus, tepatnya di Badan Penerbitan Pers Mahasiswa Mahkamah Fakultas Hukum.Yang membedakan, katanya, mungkin karena dia selalu membuat skala prioritas antara belajar dan kegiatan di luar kampus dan organisasi.
Laras Susanti mengaku nyaris tidak bisa melanjutkan kuliah, karena orangtuanya yang hanya lulusan SMP dan SD memintanya bekerja setamat SMA di Tegal, Jawa Tengah. Beruntung, pakdenya mendorong agar dia kuliah.
Cinta pada bidang hukum sejak SMA, gadis kelahiran Tegal, 27 Juli 1988 ini menyatakan kunci sukses utamanya adalah bagaimana memanaj waktu. "Juga rajin membaca berita, dan berdiskusi," kata juara 1 tingkat nasional pada Debat Mahkamah Konstitusi tahun 2011 itu.
Sedangkan Fani Phisca P mengaku awalnya tidak menyukai ilmu hukum. Gadis kelahiran Purbalingga, 2 Juni 1991 itu masuk Fakultas Hukum karena dimotivasi orangtuanya untuk menjadi aparat penegak hukum.
Sadar kurang berminat pada awalnya, akhirnya dia sangat fokus dalam belajar. Selain itu, dia juga rajin mengikuti tayangan televisi dan membaca koran yang banyak mengulas tentang hukum di Indonesia, serta sering berdiskusi dengan ayahnya.
Demikian siaran pers dari Humas UGM, Satria AN, yang diterima Kompas, Selasa (21/2/2012) sore. Ketiganya diwisuda bersama 1.557 mahasiswa lain di kampus UGM Yogyakarta.
Dona Ardelia tidak hanya mencapai prestasi sangat membanggakan dengan nilai sempurnanya, gadis kelahiran Bandar Lampung 14 Juli 1990 itu berhasil menyelesaikan studi S1-nya dalam waktu 3 tahun empat bulan.
Tentang prestasinya itu, Dona mengaku dirinya sama dengan mahasiswa lain. Ia juga aktif di kampus, tepatnya di Badan Penerbitan Pers Mahasiswa Mahkamah Fakultas Hukum.Yang membedakan, katanya, mungkin karena dia selalu membuat skala prioritas antara belajar dan kegiatan di luar kampus dan organisasi.
Laras Susanti mengaku nyaris tidak bisa melanjutkan kuliah, karena orangtuanya yang hanya lulusan SMP dan SD memintanya bekerja setamat SMA di Tegal, Jawa Tengah. Beruntung, pakdenya mendorong agar dia kuliah.
Cinta pada bidang hukum sejak SMA, gadis kelahiran Tegal, 27 Juli 1988 ini menyatakan kunci sukses utamanya adalah bagaimana memanaj waktu. "Juga rajin membaca berita, dan berdiskusi," kata juara 1 tingkat nasional pada Debat Mahkamah Konstitusi tahun 2011 itu.
Sedangkan Fani Phisca P mengaku awalnya tidak menyukai ilmu hukum. Gadis kelahiran Purbalingga, 2 Juni 1991 itu masuk Fakultas Hukum karena dimotivasi orangtuanya untuk menjadi aparat penegak hukum.
Sadar kurang berminat pada awalnya, akhirnya dia sangat fokus dalam belajar. Selain itu, dia juga rajin mengikuti tayangan televisi dan membaca koran yang banyak mengulas tentang hukum di Indonesia, serta sering berdiskusi dengan ayahnya.
Sabtu, 18 Februari 2012
Masukan dari Tokoh-tokoh, FPI Tidak Perlu Didirikan di Kalteng
Rencana pendirian Front Pembela Islam (FPI) di Provinsi Kalimantan Tengah ditolak sejumlah organisasi massa dan warga suku Dayak. Mereka menilai FPI adalah organisasi massa yang identik dengan kekerasan sehingga tidak sesuai dengan budaya suku Dayak, yaitu Huma Betang, yang mempunyai makna kebersamaan dalam keragaman.
Ketua Gerakan Pemuda Dayak Kalteng Yansen Binti mengatakan filosofi Huma Betang (rumah Betang) di Kalteng menjunjung tinggi perdamaian dan anti-kekerasan serta hidup toleransi yang tinggi antar-umat beragama. "Sementara FPI kerap menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya," kata Yansen, Sabtu, 11 Februari 2012.
Menurut Yansen, rencana pendirian FPI itu mulai terendus saat ada rapat Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) beberapa waktu lalu. Rapat itu meminta masukan mengenai rencana pendirian FPI dari sejumlah ormas di Kalteng, termasuk Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng.
Masukan dari tokoh-tokoh, kata Yansen, menilai FPI tidak perlu didirikan di Kalteng. Ketua Biro Pemuda Dewan Adat Dayak Kalteng ini mengatakan FPI merupakan organisasi masyarakat yang dilindungi undang-undang. "Namun sepak terjangnya selama ini identik dengan anarkisme dan kontradiktif dengan filosofi Huma Betang di Kalteng," kata dia. "Karena itu, tegas kita menolak kehadiran mereka di Kalteng."
Yansen mengatakan, penolakan FPI di Kalimantan Selatan ini tak terkait dengan sentimen keagamaan. "Jangan lupa, masyarakat suku Dayak satu keluarga terdiri dari berbagi jenis agama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, bahkan agama Kaharingan yang merupakan agama asli orang dayak juga masih ada," kata dia.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng K.H. Ahmadi Isa mengatakan pembentukan FPI wilayah Kalteng sudah dibatalkan, terutama di Palangkaraya. Pernyataan pembatalan itu, kata Ahmadi Isa, diungkapkan panitia pelaksana pembentukan FPI di hadapan Kepolisian Palangkaraya dan MUI Kalteng pada Jumat, 10 Februari 2012.
"Rencana peringatan Maulid Nabi di Palangkaraya dengan mendatangkan penceramah, Habib M.Rizieq, juga dibatalkan karena sudah ada penolakan dari masyarakat adat Dayak atas kedatangan Habib," kata Ahmadi.
KARANA WW
Ketua Gerakan Pemuda Dayak Kalteng Yansen Binti mengatakan filosofi Huma Betang (rumah Betang) di Kalteng menjunjung tinggi perdamaian dan anti-kekerasan serta hidup toleransi yang tinggi antar-umat beragama. "Sementara FPI kerap menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya," kata Yansen, Sabtu, 11 Februari 2012.
Menurut Yansen, rencana pendirian FPI itu mulai terendus saat ada rapat Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) beberapa waktu lalu. Rapat itu meminta masukan mengenai rencana pendirian FPI dari sejumlah ormas di Kalteng, termasuk Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng.
Masukan dari tokoh-tokoh, kata Yansen, menilai FPI tidak perlu didirikan di Kalteng. Ketua Biro Pemuda Dewan Adat Dayak Kalteng ini mengatakan FPI merupakan organisasi masyarakat yang dilindungi undang-undang. "Namun sepak terjangnya selama ini identik dengan anarkisme dan kontradiktif dengan filosofi Huma Betang di Kalteng," kata dia. "Karena itu, tegas kita menolak kehadiran mereka di Kalteng."
Yansen mengatakan, penolakan FPI di Kalimantan Selatan ini tak terkait dengan sentimen keagamaan. "Jangan lupa, masyarakat suku Dayak satu keluarga terdiri dari berbagi jenis agama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, bahkan agama Kaharingan yang merupakan agama asli orang dayak juga masih ada," kata dia.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng K.H. Ahmadi Isa mengatakan pembentukan FPI wilayah Kalteng sudah dibatalkan, terutama di Palangkaraya. Pernyataan pembatalan itu, kata Ahmadi Isa, diungkapkan panitia pelaksana pembentukan FPI di hadapan Kepolisian Palangkaraya dan MUI Kalteng pada Jumat, 10 Februari 2012.
"Rencana peringatan Maulid Nabi di Palangkaraya dengan mendatangkan penceramah, Habib M.Rizieq, juga dibatalkan karena sudah ada penolakan dari masyarakat adat Dayak atas kedatangan Habib," kata Ahmadi.
KARANA WW
Jumat, 17 Februari 2012
Tanggal Sebelas, Tahun Sebelas dan Sebelas Politikus, Tim Pencari Fakta Fraksi Demokrat
Tim Pencari Fakta Fraksi Partai Demokrat pernah membicarakan aliran dana Wisma Atlet ke anggota Dewan Perwakilan Rakyat di ruang kerja Ketua Fraksi, Jafar Hafsah, pada 11 Mei 2011. Pertemuan itu dihadiri 11 politikus, dipimpin ketua tim Benny Kabur Harman. Selain Jafar dan Benny, dalam pertemuan itu hadir M. Nazaruddin, Angelina Sondakh, Mahyudin N.S., Mirwan Amir, Ruhut Sitompul, Edy Ramli Sitanggang, Max Sopacua, Didi Irawadi Syamsuddin, serta M. Nasir.
Rapat berlangsung sejak pukul 16.00 dan berakhir dua jam kemudian. Sebagian peserta sudah hadir sejak sekitar pukul 14.00. Berikut ini nukilan pembicaraan dalam pertemuan itu seperti dituturkan sumber Tempo.
[BENNY KABUR HARMAN]
1. Benny sebagai ketua tim bertanya kepada Nazaruddin, Angelina, Mahyudin, dan Mirwan mengenai kebenaran berita di media massa soal aliran dana ke petinggi Demokrat.
[NAZARUDDIN]
2. Nazaruddin mengaku tak mengetahui soal itu. “Tanya saja sama Angie,” katanya.
[BENNY]
3. Benny menuruti saran Nazar dan bertanya kepada Angelina.
[ANGELINA]
4. Angie mengaku mengalirkan uang Wisma Atlet ke sejumlah petinggi Demokrat: Rp 2 miliar untuk Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, Rp 1,5 miliar untuk Mirwan, dan Rp 1 miliar untuk Jafar. Sumber Tempo menyebutkan, ada juga yang mengalir ke Mahyudin. ”Saya lupa jumlahnya.”
* Anas, Mirwan, dan Mahyudin pernah membantah telah menerima aliran duit ini.
[BENNY]
5. “Apa benar ada aliran dana Wisma Atlet,” Benny bertanya sekali lagi dengan nada tinggi.
* Benny tak menjawab ketika dihubungi kemarin. Sebelumnya, ia berkali-kali menolak bercerita soal itu.
[ANGELINA]
6. Angelina mengulang kembali keterangannya soal aliran duit itu dan menambahkan bahwa sisa dana dialirkan ke sejumlah anggota Komisi Olahraga dan Badan Anggaran, termasuk I Wayan Koster dari PDI Perjuangan.
[JAFAR HAFSAH]
7. "Saya tak tahu, Dinda, kalau duit itu dari Wisma Atlet," ujar Jafar dengan nada kaget.
* Jafar kemarin membantah telah menerima uang itu dan tak mau menjelaskan isi pertemuan TPF.
FEBRIYAN | ANANDA P | JOBPIE
Rapat berlangsung sejak pukul 16.00 dan berakhir dua jam kemudian. Sebagian peserta sudah hadir sejak sekitar pukul 14.00. Berikut ini nukilan pembicaraan dalam pertemuan itu seperti dituturkan sumber Tempo.
[BENNY KABUR HARMAN]
1. Benny sebagai ketua tim bertanya kepada Nazaruddin, Angelina, Mahyudin, dan Mirwan mengenai kebenaran berita di media massa soal aliran dana ke petinggi Demokrat.
[NAZARUDDIN]
2. Nazaruddin mengaku tak mengetahui soal itu. “Tanya saja sama Angie,” katanya.
[BENNY]
3. Benny menuruti saran Nazar dan bertanya kepada Angelina.
[ANGELINA]
4. Angie mengaku mengalirkan uang Wisma Atlet ke sejumlah petinggi Demokrat: Rp 2 miliar untuk Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, Rp 1,5 miliar untuk Mirwan, dan Rp 1 miliar untuk Jafar. Sumber Tempo menyebutkan, ada juga yang mengalir ke Mahyudin. ”Saya lupa jumlahnya.”
* Anas, Mirwan, dan Mahyudin pernah membantah telah menerima aliran duit ini.
[BENNY]
5. “Apa benar ada aliran dana Wisma Atlet,” Benny bertanya sekali lagi dengan nada tinggi.
* Benny tak menjawab ketika dihubungi kemarin. Sebelumnya, ia berkali-kali menolak bercerita soal itu.
[ANGELINA]
6. Angelina mengulang kembali keterangannya soal aliran duit itu dan menambahkan bahwa sisa dana dialirkan ke sejumlah anggota Komisi Olahraga dan Badan Anggaran, termasuk I Wayan Koster dari PDI Perjuangan.
[JAFAR HAFSAH]
7. "Saya tak tahu, Dinda, kalau duit itu dari Wisma Atlet," ujar Jafar dengan nada kaget.
* Jafar kemarin membantah telah menerima uang itu dan tak mau menjelaskan isi pertemuan TPF.
FEBRIYAN | ANANDA P | JOBPIE
Label:
Angie,
Benny K Harman,
Diri Irawadi Syamsudin,
DPR,
Edy Ramli Sitanggang,
Fraksi Demokrat,
Jafar Hafsah,
M Nasir,
Mahyudin NS,
Max Sopacua,
Mirwan Amir,
Nazaruddin,
Ruhut Sitompul,
TPF,
WIsma Atlet
Angie Harus Menyadari Kalau Berbohong Ancaman Hukumannya Berat Sekali
Anggota Komisi III DPR dari Gerindra Martin Hutabarat mengaku tak percaya dengan kesaksian Angelina Sondakh di Pengadilan Tipikor, kemarin. Bagi Martin, sulit sekali mempercayai kesaksian Angie yang membantah semua tuduhan Nazaruddin.
"Saya sangat meragukan kesaksian Angie. Saya kira banyak orang yang ragu dengan kesaksian Angie, apalagi yang mengaku baru punya Blackberry tahun 2010. Sebaiknya KPK berinisiatif untuk menanyakan orang-orang yang tahu persis soal itu," kata Martin kepada detikcom, Kamis (16/2/2012).
Menurut Martin, jelas sekali yang dipegang Angie dalam foto yang beredar di media adalah Blackberry. Padahal foto-foto tersebut diambil tahun 2009 lalu saat Angie masih mengandung lima bulan.
"Angie harusnya menyadari bahwa kalau dia berbohong itu ancaman hukumannya berat sekali," ingat Martin.
Martin juga merasa ada kejanggalan dibalik ketenangan Angie. Ia menduga ada sesuatu yang membuat Angie tenang dan paham sekali masalah hukum.
"Penyidik KPK yang memeriksa Angie harus diperiksa. Karena BAP di persidangan aneh dan menunjukkan penyidik tidak profesional. Ini mencurigakan, kita juga tahu bagaimana Angie punya pacar penyidik KPK. Ke depan KPK perlu memiliki penyidik independen dan Komisi III mendukung itu," tegasnya.
Seperti diketahui, dalam sidang yang digelar kemarin, Nazaruddin mengajukan banyak pertanyaan kepada Angelina. Angelina berkali-kali tidak mengaku memiliki BB pada 2009. Lalu pengacara Nazaruddin, Hotman Paris Hutapea, menyorongkan telepon seluler kepada Nazaruddin berisi pemberitaan soal BB Angie.
Nazaruddin menunjukkan bukti dari berita detikcom yang berjudul 'Dipotret 2009, Angie Sudah Bawa BlackBerry' kepada majelis hakim. Dalam file detikcom itu, terpapar foto Angie pada 2009 dengan dua buah telepon seluler, dan salah satunya diduga BlackBerry.
"Itu benar foto saya, tapi saya nggak punya BB," aku Angie di persidangan.
Detik (van/fiq)
"Saya sangat meragukan kesaksian Angie. Saya kira banyak orang yang ragu dengan kesaksian Angie, apalagi yang mengaku baru punya Blackberry tahun 2010. Sebaiknya KPK berinisiatif untuk menanyakan orang-orang yang tahu persis soal itu," kata Martin kepada detikcom, Kamis (16/2/2012).
Menurut Martin, jelas sekali yang dipegang Angie dalam foto yang beredar di media adalah Blackberry. Padahal foto-foto tersebut diambil tahun 2009 lalu saat Angie masih mengandung lima bulan.
"Angie harusnya menyadari bahwa kalau dia berbohong itu ancaman hukumannya berat sekali," ingat Martin.
Martin juga merasa ada kejanggalan dibalik ketenangan Angie. Ia menduga ada sesuatu yang membuat Angie tenang dan paham sekali masalah hukum.
"Penyidik KPK yang memeriksa Angie harus diperiksa. Karena BAP di persidangan aneh dan menunjukkan penyidik tidak profesional. Ini mencurigakan, kita juga tahu bagaimana Angie punya pacar penyidik KPK. Ke depan KPK perlu memiliki penyidik independen dan Komisi III mendukung itu," tegasnya.
Seperti diketahui, dalam sidang yang digelar kemarin, Nazaruddin mengajukan banyak pertanyaan kepada Angelina. Angelina berkali-kali tidak mengaku memiliki BB pada 2009. Lalu pengacara Nazaruddin, Hotman Paris Hutapea, menyorongkan telepon seluler kepada Nazaruddin berisi pemberitaan soal BB Angie.
Nazaruddin menunjukkan bukti dari berita detikcom yang berjudul 'Dipotret 2009, Angie Sudah Bawa BlackBerry' kepada majelis hakim. Dalam file detikcom itu, terpapar foto Angie pada 2009 dengan dua buah telepon seluler, dan salah satunya diduga BlackBerry.
"Itu benar foto saya, tapi saya nggak punya BB," aku Angie di persidangan.
Detik (van/fiq)
Label:
Angelina Sodakh,
BlackBerry,
detikcom,
Gerindra,
kesaksian,
Komisi III,
KPK,
Martin Hutabarat,
media,
meragukan,
Nazaruddin,
pacar,
Pengadilan,
profesional,
tenang,
UU TIpikor
Kamis, 16 Februari 2012
"Foto Angie dengan dua HP, salah satunya BlackBerry. Itu benar, foto asli," Roy Suryo Memastikan
Politisi Partai Demokrat, Angelina Sondakh, membantah pernah berkomunikasi dengan mantan anak buah Muhammad Nazaruddin, Mindo Rosalina Manulang, melalui BlackBerry Messenger. Hal itu dia sampaikan saat bersaksi dalam persidangan Nazaruddin di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu kemarin.
Angie--begitu dia disapa--mengaku baru memiliki BlackBerry pada akhir 2010. Kejujuran kesaksian itu diragukan banyak orang. Sebab, dalam sejumlah foto yang beredar, istri mendiang Adjie Massaid itu terlihat telah menggunakan BlackBerry sejak 2009.
Pengamat telematika sekaligus politisi Partai Demokrat Roy Suryo mengaku telah meneliti salah satu foto di mana Angie terlihat membawa ponsel BlackBerry. "Foto Angie dengan dua HP, salah satunya BlackBerry. Itu benar, foto asli," Roy memastikan kepada VIVAnews.com, Kamis 16 Februari 2012.
Menurut Roy, foto yang dia teliti itu menunjukkan mantan Puteri Indonesia itu tengah memegang telepon seluler merk Nokia tipe E63 atau E71 dan BlackBerry tipe Bold 9000. "Foto itu dibuat pada Selasa, 2 Juni 2009, sekitar jam 14.30 WIB di Gedung Nusantara I DPR," kata dia. "Kameranya DSLR Nikon D40."
Roy mengatakan berani membeberkan soal keaslian foto itu karena telah diperlihatkan di pengadilan. "Itu sudah menjadi fakta persidangan," ujar dia.
Namun, dia menyatakan tak bermaksud membantah keterangan kolega separtainya itu di persidangan yang mengaku baru memiliki BlackBerry pada akhir 2010. "Kalau itu saya serahkan ke masyarakat untuk menilai," katanya.
Saat bersaksi di pengadilan, Angelina membantah seluruh keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang menunjukkan adanya komunikasi antara dia dengan Rosa. Angie berkali-kali menyangkal bahwa yang berkomunikasi menggunakan BlackBerry Messenger (BBM) dengan Rosa itu adalah dirinya. "Saya tak pernah BBM, saya belum menggunakan BBM," kata dia. "Saya baru menggunakan BB pada akhir tahun 2010." Berita selengkapnya klik di sini.
Angie--begitu dia disapa--mengaku baru memiliki BlackBerry pada akhir 2010. Kejujuran kesaksian itu diragukan banyak orang. Sebab, dalam sejumlah foto yang beredar, istri mendiang Adjie Massaid itu terlihat telah menggunakan BlackBerry sejak 2009.
Pengamat telematika sekaligus politisi Partai Demokrat Roy Suryo mengaku telah meneliti salah satu foto di mana Angie terlihat membawa ponsel BlackBerry. "Foto Angie dengan dua HP, salah satunya BlackBerry. Itu benar, foto asli," Roy memastikan kepada VIVAnews.com, Kamis 16 Februari 2012.
Menurut Roy, foto yang dia teliti itu menunjukkan mantan Puteri Indonesia itu tengah memegang telepon seluler merk Nokia tipe E63 atau E71 dan BlackBerry tipe Bold 9000. "Foto itu dibuat pada Selasa, 2 Juni 2009, sekitar jam 14.30 WIB di Gedung Nusantara I DPR," kata dia. "Kameranya DSLR Nikon D40."
Roy mengatakan berani membeberkan soal keaslian foto itu karena telah diperlihatkan di pengadilan. "Itu sudah menjadi fakta persidangan," ujar dia.
Namun, dia menyatakan tak bermaksud membantah keterangan kolega separtainya itu di persidangan yang mengaku baru memiliki BlackBerry pada akhir 2010. "Kalau itu saya serahkan ke masyarakat untuk menilai," katanya.
Saat bersaksi di pengadilan, Angelina membantah seluruh keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang menunjukkan adanya komunikasi antara dia dengan Rosa. Angie berkali-kali menyangkal bahwa yang berkomunikasi menggunakan BlackBerry Messenger (BBM) dengan Rosa itu adalah dirinya. "Saya tak pernah BBM, saya belum menggunakan BBM," kata dia. "Saya baru menggunakan BB pada akhir tahun 2010." Berita selengkapnya klik di sini.
Peraturan Pemerintah 15,16 dan 17: Perubahan Gaji PNS, TNI, POLRI
Pada 6 Februari lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) soal Perubahan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan anggota Kepolisian Republik Indonesia. Berapa gaji mereka yang baru?
Dalam PP bernomor 15, 16, dan 17 Tahun 2012 dikatakan kenaikan gaji baru PNS, anggota TNI dan Polri berlaku sejak 1 Januari 2012. Pada penjelasan PP itu disebutkan kenaikan gaji tersebut dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna, serta kesejahteraan PNS, anggota TNI dan Polri.
Seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Kamis (16/2/2012), PP baru itu menyebutkan, kini gaji pokok terendah PNS sebelum remunerasi adalah Rp 1.260.000 (untuk golongan 1a masa kerja 0 tahun), anggota TNI dan Polri adalah Rp 1.325.000 (untuk prajurit satu dan bhayangkara dua dengan masa kerja 0 tahun).
Gaji tersebut di luar tunjangan keluarga yang besarnya untuk istri/suami 10% dari gaji pokok dan anak 2% dari gaji pokok, tunjangan pangan sebesar nilai beras per 10 kg/orang, tunjangan jabatan untuk pejabat struktural maupun fungsional, tunjangan umum untuk yang tidak memegang jabatan struktural maupun fungsional.
Berikut rincian daftar gaji baru PNS, TNI, dan Polri:
- PNS Golongan IIIa dengan masa kerja 0 tahun, gaji pokoknya Rp 2.046.100 (sebelumnya Rp 1.902.300) dan tertinggi IIId dengan masa kerja 32 tahun adalah Rp 3.742.300 (sebelumnya Rp 3.332.000)
- PNS Golongan IVa masa kerja 0 tahun adalah Rp 2.436.100 (sebelumnya Rp 2.245.000), sedang tertinggi untuk golongan IVe masa kerja 32 tahun adalah Rp 4.608.700 (sebelumnya Rp 4.100.000).
- Prajurit dua TNI atau bhayangkara Polri dengan masa kerja 0 tahun gaji pokoknya adalah Rp 1.325.000 (sebelumnya Rp 1.230.000)
- Prajurit TNI dengan pangkat kopral kepala atau prajurit Polri dengan pangkat ajun brigadir polisi dengan masa kerja 32 tahun menerima gaji pokok Rp 2.365.600 (sebelumnya Rp 2.134.600).
- Perwira pertama TNI dengan pangkat letnan dua atau inspektur polisi dua masa kerja 0 tahun menerima gaji pokok Rp 2.198.400 (sebelumnya Rp 2.032.100)
- Perwira pertama TNI dengan pangkat letnan dua atau inspektur polisi dua masa kerja 0 tahun menerima gaji pokok Rp 2.198.400 (sebelumnya Rp 2.032.100)
- Perwira TNI dengan pangkat kapten atau ajun komisaris polisi dengan masa kerja 32 tahun memperoleh gaji pokok Rp 3.803.100 (sebelumnya Rp 3.385.000)
- Perwira tinggi TNI dengan pangkat Brigjen, Laksamana Pertama atau Marsekal Pertama dan Polri dengan pangkat Brigjen dengan masa kerja 0 tahun menerima gaji pokok Rp 2.644.400
- Perwira tinggi TNI dengan pangkat Laksama, Jendral dan Marsekal atau dengan Polri dengan pangkat Jendral dengan masa kerja 32 tahun memperoleh gaji pokok Rp 4.717.500 (sebelumnya Rp 4.072.000).
Label:
10 PNS,
15,
16,
17,
17 Agustus 2012,
anak,
istri,
keluarga,
kenaikan gaji peneliti,
Polri,
PP,
remunerasi,
Sekretariat Kabinet,
suami,
TNI,
tunjangan
Sabtu, 11 Februari 2012
Pujian Abraham Samad Untuk Jokowi
Bukan hanya kalangan masyarakat luas yang memuji kepimpinan Joko Widodo alias Jokowi sebagai Wali Kota Solo. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad pun mengungkapkan kekagumannya terhadap Jokowi.
Pak Jokowi sungguh luar biasa sebagai kepala daerah, wali kota yang bisa memberi inspirasi bagi seluruh kepala daerah.
Pujian Ketua KPK untuk Jokowi sebagai sosok pemimpin yang memberi inspirasi pun dilontarkannya saat menghadiri acara diskusi yang digelar PDIP "Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang. Bebas Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat" di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (10/2/2012).
"Diantara kader-kader PDIP yang hadir di sini, ada birokrasi, ada yang gubernur, dan satu lagi apakah ada Pak Jokowi," tanya Abraham pada kader PDIP yang hadir saat itu.
"Pak Jokowi sungguh luar biasa sebagai kepala daerah, wali kota yang bisa memberi inspirasi bagi seluruh kepala daerah yang ada di Indonesia," sambungnya, setelah tahu Jokowi ada diantara orang-orang tersebut.
Abraham berharap Jokowi dapat menjadi teladan bagi kepala daerah di Indonesia yang anti korupsi dan membela rakyat kecil. Memperhatikan nasib rakyatnya. "Semoga semua pemimpin bisa meneladeni Pak Jokowi. Kalau semangat antikorupsi dan semangat pak Jokowi ditularkan ke seluruh Tanah Air, saya pikir perlahan-lahan negara ini menjadi baik, korupsi dapat dicegah," kata Abraham.
Seperti yang diketahui, di bawah kepemimpinan Jokowi, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Jokowi mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka.
Selain itu, Jokowi juga memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik. Ia juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Tak hanya itu, pria yang meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985 ini juga turun langsung ke tengah masyarakat untuk melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka.
Pak Jokowi sungguh luar biasa sebagai kepala daerah, wali kota yang bisa memberi inspirasi bagi seluruh kepala daerah.
Pujian Ketua KPK untuk Jokowi sebagai sosok pemimpin yang memberi inspirasi pun dilontarkannya saat menghadiri acara diskusi yang digelar PDIP "Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang. Bebas Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat" di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (10/2/2012).
"Diantara kader-kader PDIP yang hadir di sini, ada birokrasi, ada yang gubernur, dan satu lagi apakah ada Pak Jokowi," tanya Abraham pada kader PDIP yang hadir saat itu.
"Pak Jokowi sungguh luar biasa sebagai kepala daerah, wali kota yang bisa memberi inspirasi bagi seluruh kepala daerah yang ada di Indonesia," sambungnya, setelah tahu Jokowi ada diantara orang-orang tersebut.
Abraham berharap Jokowi dapat menjadi teladan bagi kepala daerah di Indonesia yang anti korupsi dan membela rakyat kecil. Memperhatikan nasib rakyatnya. "Semoga semua pemimpin bisa meneladeni Pak Jokowi. Kalau semangat antikorupsi dan semangat pak Jokowi ditularkan ke seluruh Tanah Air, saya pikir perlahan-lahan negara ini menjadi baik, korupsi dapat dicegah," kata Abraham.
Seperti yang diketahui, di bawah kepemimpinan Jokowi, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Jokowi mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka.
Selain itu, Jokowi juga memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik. Ia juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Tak hanya itu, pria yang meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985 ini juga turun langsung ke tengah masyarakat untuk melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka.
Selasa, 07 Februari 2012
Peningkatan PDB Indonesia, 6,5% Tahun Lalu Bukan Penentu Peningkatkan Kesejahteraan Rakyat
Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai 6,5 persen tahun lalu bukanlah penentu kesuksesan negara dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Peningkatan PDB di Indonesia malah justru membuat negara ini semakin miskin sumber daya.
Hal ini disampaikan oleh pakar ekonomi dan politik Amerika Serikat Lex Rieffel, Senin 30 Januari 2012. Dalam perbincangannya dengan VIVAnews, Rieffel mengatakan Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang mengalamiresource curse, atau keterpurukan di tengah sumber daya yang melimpah.
"Indonesia tidak menangani sumber daya alamnya dengan efektif. Pemerintah justru menghancurkan sumber alam dengan terlalu berlebihan dalam mengekploitasi, dan tidak mengalokasikannya untuk kepentingan rakyat secara keseluruhan," kata Rieffel, yang ahli soal sistem finansial global di Brookings Institution, lembaga riset kebijakan berbasis di Washington DC.
Dia mengatakan pemerintah Indonesia terlalu terfokus pada upaya meningkatkan PDB, tapi mengorbankan sumber daya alam. Statistik PDB yang diperbarui tiap kuartal, ujarnya, juga menyesatkan.
Dia mencontohkan penjualan gas alam hingga miliaran dari Indonesia ke luar negeri. Memang Indonesia untung banyak, sekaligus meningkatkan PDB, tapi kenyataannya gas yang merupakan kekayaan Indonesia akan hilang selamanya. Peningkatan PDB ini malah justru membuat negara semakin miskin.
"Hal ini membuktikan PDB tidak bisa meningkatkan kualitas hidup rakyat. Ada banyak bukti empiris dan studi yang menunjukkan kualitas hidup dan kebahagiaan rakyat tidak ada hubungannya dengan PDB dan kekayaan negara," kata Rieffel.
Hal yang perlu dilakukan Indonesia saat ini adalah melindungi sumber daya alam. Ketimbang menghamburkan uang membeli perangkat perang yang tidak ada gunanya, kata Rieffel, lebih baik menggunakannya untuk perlindungan sumber alam Indonesia yang telah banyak dirusak.
"Sumber hutan dan perikanan Indonesia telah rusak. Hutan digunduli untuk penanaman kelapa sawit. Ini bukan hanya tragedi bagi Indonesia, tapi tragedi bagi kemanusiaan," kata Rieffel.
Selain peningkatan PDB Indonesia, berbagai lembaga pemberi peringkat seperti S&P, Moody's dan Fitch Rating juga berlomba-lomba meningkatkan surat utang Indonesia ke tingkat investment grade pada awal tahun ini. Rieffel memandang miring pemeringkatan tersebut.
"Kamu percaya hal S&P, setelah kesalahan yang mereka lakukan terhadap Eropa? Tidak, badan pemberi rating adalah bagian dari sebuah sistem besar," kata Rieffel.(np)
Hal ini disampaikan oleh pakar ekonomi dan politik Amerika Serikat Lex Rieffel, Senin 30 Januari 2012. Dalam perbincangannya dengan VIVAnews, Rieffel mengatakan Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang mengalamiresource curse, atau keterpurukan di tengah sumber daya yang melimpah.
"Indonesia tidak menangani sumber daya alamnya dengan efektif. Pemerintah justru menghancurkan sumber alam dengan terlalu berlebihan dalam mengekploitasi, dan tidak mengalokasikannya untuk kepentingan rakyat secara keseluruhan," kata Rieffel, yang ahli soal sistem finansial global di Brookings Institution, lembaga riset kebijakan berbasis di Washington DC.
Dia mengatakan pemerintah Indonesia terlalu terfokus pada upaya meningkatkan PDB, tapi mengorbankan sumber daya alam. Statistik PDB yang diperbarui tiap kuartal, ujarnya, juga menyesatkan.
Dia mencontohkan penjualan gas alam hingga miliaran dari Indonesia ke luar negeri. Memang Indonesia untung banyak, sekaligus meningkatkan PDB, tapi kenyataannya gas yang merupakan kekayaan Indonesia akan hilang selamanya. Peningkatan PDB ini malah justru membuat negara semakin miskin.
"Hal ini membuktikan PDB tidak bisa meningkatkan kualitas hidup rakyat. Ada banyak bukti empiris dan studi yang menunjukkan kualitas hidup dan kebahagiaan rakyat tidak ada hubungannya dengan PDB dan kekayaan negara," kata Rieffel.
Hal yang perlu dilakukan Indonesia saat ini adalah melindungi sumber daya alam. Ketimbang menghamburkan uang membeli perangkat perang yang tidak ada gunanya, kata Rieffel, lebih baik menggunakannya untuk perlindungan sumber alam Indonesia yang telah banyak dirusak.
"Sumber hutan dan perikanan Indonesia telah rusak. Hutan digunduli untuk penanaman kelapa sawit. Ini bukan hanya tragedi bagi Indonesia, tapi tragedi bagi kemanusiaan," kata Rieffel.
Selain peningkatan PDB Indonesia, berbagai lembaga pemberi peringkat seperti S&P, Moody's dan Fitch Rating juga berlomba-lomba meningkatkan surat utang Indonesia ke tingkat investment grade pada awal tahun ini. Rieffel memandang miring pemeringkatan tersebut.
"Kamu percaya hal S&P, setelah kesalahan yang mereka lakukan terhadap Eropa? Tidak, badan pemberi rating adalah bagian dari sebuah sistem besar," kata Rieffel.(np)
Label:
800 miliar dollar AS,
efisiensi hubungan,
ekonomi,
investment grade,
kesejahteraan,
korbankan,
Lex Rieffel,
pakar,
partai politik besar,
PDB,
penentu,
SDA,
sumber daya ala,
terpuruk
Jumat, 03 Februari 2012
"Kalau sistemnya masih seperti ini saya kira money politic tidak akan bisa dihindari," kata Mahfud MD
Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menyatakan, money politic akan terus terjadi jika sistem pemilihan kepala daerah saat ini tidak diubah. Money politic menjadi persoalan klasik dalam sejumlah gugatan terkait pemilukada.
"Kalau sistemnya masih seperti ini saya kiramoney politic tidak akan bisa dihindari," kata Mahfud usai acara Pekan Konstitusi di Matraman, Jakarta, Jumat 3 Pebruari 2012.
Mahfud menuturkan, money politic dibedakan berdasar asal uang yang digunakan. Ada money politic yang bersumber uang sendiri, ada pula yang merampok uang negara.
"Yang paling parah money politic itu mencuri uang negara. Itu yang banyak terbukti di MK. Jadi uang APBD itu digunakan untuk kepentingan pilkada," ujarnya.
Selain persoalan uang, sistem pemilukada saat ini juga mengandung kelemahan lain, yaitu diskriminasi promosi. "Misalkan pegawai yang tidak mendukung calon incumbent dipecat. Kalau mendukung incumbent, tapi incumbentnya kalah, dia dipecat lagi oleh yang menang. Itu kasihan. Kita perlu memikirkan sistem yang lebih baik," ujar Mahfud.• VIVAnews
"Kalau sistemnya masih seperti ini saya kiramoney politic tidak akan bisa dihindari," kata Mahfud usai acara Pekan Konstitusi di Matraman, Jakarta, Jumat 3 Pebruari 2012.
Mahfud menuturkan, money politic dibedakan berdasar asal uang yang digunakan. Ada money politic yang bersumber uang sendiri, ada pula yang merampok uang negara.
"Yang paling parah money politic itu mencuri uang negara. Itu yang banyak terbukti di MK. Jadi uang APBD itu digunakan untuk kepentingan pilkada," ujarnya.
Selain persoalan uang, sistem pemilukada saat ini juga mengandung kelemahan lain, yaitu diskriminasi promosi. "Misalkan pegawai yang tidak mendukung calon incumbent dipecat. Kalau mendukung incumbent, tapi incumbentnya kalah, dia dipecat lagi oleh yang menang. Itu kasihan. Kita perlu memikirkan sistem yang lebih baik," ujar Mahfud.• VIVAnews
Angelina Sondakh, anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Demokrat resmi dinyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus suap Wisma Atlet, Jakabaring, Palembang
Selain itu, Angie, begitu dia biasa disapa, juga sudah tidak menjadi manusia bebas lagi karena Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM telah mengeluarkan surat pencegahan ke luar negeri terhadap dirinya.
Setelah penetapan sebagai tersangka,VIVAnews.com mencoba meminta keterangan langsung dari Angie, baik melalui telepon ataupun mendatangi rumah yang bersangkutan. Namun sayang, sampai saat ini, istri almarhum Adjie Massaid itu tak memberikan balasan.
Bahkan kediaman Angie yang terletak di Perumahan Taman Cilandak, Jakarta Selatan, terlihat sepi dan tertutup. Meskipun dua mobil milik Angie, Kijang Inova hitam berlogo DPR RI dengan nomer polisi B 189 YC, dan Alpard putih B 999 NGI terparkir di halaman rumahnya.
Beberapa waktu setelah awak media menunggu di depan rumah mewah berlantai dua milik mantan puteri Indonesia itu, mobil Alphard putih tiba-tiba keluar. Segera para wartawan mengejar dan mencoba bertanya seolah Angie berada di dalamnya.
"Mbak Angie, apa kabar?", "Mau ke mana ini mbak", "Tanggapan soal pencekalan dan penetapan tersangka bagaimana?" tanya para wartawan.
Tidak menghiraukan, sopir secara perlahan terus memacu gas meninggalkan 'hadangan' sejumlah wartawan. Sang penjaga rumah Angie pun hanya tersenyum ketika ditanyakan apakah Angie ada di dalam mobil tersebut.
Sampai saat ini, suasana rumah perempuan yang juga sempat menjalin hubungan spesial dengan salah satu penyidik KPK asal kepolisian itu terkunci rapat. Pagar besi warna hitam khas rumah mewah itu pun segera ditutup rapat begitu Alpard putih keluar.
Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya menetapkan politisi Demokrat yang juga anggota Badan Anggaran DPR, Angelina Sondakh, menjadi tersangka dalam kasus suap proyek Wisma Atlet. Yang sudah menjadi terdakwa kasus ini adalah mantan Bendahara Umum Demokrat, M Nazaruddin.
"Berdasarkan dua alat bukti, KPK menetapkan tersangka baru yang sebelumnya menjadi saksi, yakni berinisial AS, seorang perempuan," kata Ketua KPK Abraham Samad dalam keterangan pers di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat 3 Februari 2012.
Menurut Abraham, penetapan tersangka baru dalam kasus ini berdasarkan temuan baru dari hasil pengembangan penyidikan KPK. Abraham mengakui bahwa kasus ini menjadi perhatian publik, itu sebabnya transparansi kepada publik sangat diperlukan.
Dia menegaskan, "Kami menemukan fakta-fakta hukum yang baru, dua alat bukti berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Sehingga kami simpulkan bahwa dalam kasus ada tersangka baru," katanya.
Abraham Samad menegaskan bahwa AS yang menjadi tersangka baru itu sudah dicegah keluar negeri bersama seorang berinisial WK. Dalam penjelasan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Deny Indrayana hari ini, AS dan WK yang dicekal itu adalah Angelina Sondakh dan I Wayan Koster.
Politisi Partai Demokrat ini dijerat pasal 5 ayat 2 atau pasal 11 atau pasal 12 huruf a UU Tipikor.
Angelina Sondakh sudah membantah keras terlibat dalam kasus ini. "Membicarakan itu saja tidak pernah, membicarakan dengan Nazar apalagi Mbak Rosa, urusannya nyalon saja lalu ke butik, Pak Nazar juga tak pernah, tiba-tiba saya dibilang terima," ujar Angie kepada wartawan, Senin 16 Januari 2012.
Angelina juga mengaku sungguh heran kenapa dirinya bisa disebut meminta uang untuk meloloskan anggaran proyek yang dituduhkan itu. "Aku nggak pernah ngomong, aku sudah pusing, ada apa di balik semua ini, bicara soal Wisma Atlet, mereka yang menghubungi aku bicara tidak pernah apalagi minta, bicara tidak pernah," kata Angie. (eh)
• VIVAnews
Setelah penetapan sebagai tersangka,VIVAnews.com mencoba meminta keterangan langsung dari Angie, baik melalui telepon ataupun mendatangi rumah yang bersangkutan. Namun sayang, sampai saat ini, istri almarhum Adjie Massaid itu tak memberikan balasan.
Bahkan kediaman Angie yang terletak di Perumahan Taman Cilandak, Jakarta Selatan, terlihat sepi dan tertutup. Meskipun dua mobil milik Angie, Kijang Inova hitam berlogo DPR RI dengan nomer polisi B 189 YC, dan Alpard putih B 999 NGI terparkir di halaman rumahnya.
Beberapa waktu setelah awak media menunggu di depan rumah mewah berlantai dua milik mantan puteri Indonesia itu, mobil Alphard putih tiba-tiba keluar. Segera para wartawan mengejar dan mencoba bertanya seolah Angie berada di dalamnya.
"Mbak Angie, apa kabar?", "Mau ke mana ini mbak", "Tanggapan soal pencekalan dan penetapan tersangka bagaimana?" tanya para wartawan.
Tidak menghiraukan, sopir secara perlahan terus memacu gas meninggalkan 'hadangan' sejumlah wartawan. Sang penjaga rumah Angie pun hanya tersenyum ketika ditanyakan apakah Angie ada di dalam mobil tersebut.
Sampai saat ini, suasana rumah perempuan yang juga sempat menjalin hubungan spesial dengan salah satu penyidik KPK asal kepolisian itu terkunci rapat. Pagar besi warna hitam khas rumah mewah itu pun segera ditutup rapat begitu Alpard putih keluar.
Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya menetapkan politisi Demokrat yang juga anggota Badan Anggaran DPR, Angelina Sondakh, menjadi tersangka dalam kasus suap proyek Wisma Atlet. Yang sudah menjadi terdakwa kasus ini adalah mantan Bendahara Umum Demokrat, M Nazaruddin.
"Berdasarkan dua alat bukti, KPK menetapkan tersangka baru yang sebelumnya menjadi saksi, yakni berinisial AS, seorang perempuan," kata Ketua KPK Abraham Samad dalam keterangan pers di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat 3 Februari 2012.
Menurut Abraham, penetapan tersangka baru dalam kasus ini berdasarkan temuan baru dari hasil pengembangan penyidikan KPK. Abraham mengakui bahwa kasus ini menjadi perhatian publik, itu sebabnya transparansi kepada publik sangat diperlukan.
Dia menegaskan, "Kami menemukan fakta-fakta hukum yang baru, dua alat bukti berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Sehingga kami simpulkan bahwa dalam kasus ada tersangka baru," katanya.
Abraham Samad menegaskan bahwa AS yang menjadi tersangka baru itu sudah dicegah keluar negeri bersama seorang berinisial WK. Dalam penjelasan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Deny Indrayana hari ini, AS dan WK yang dicekal itu adalah Angelina Sondakh dan I Wayan Koster.
Politisi Partai Demokrat ini dijerat pasal 5 ayat 2 atau pasal 11 atau pasal 12 huruf a UU Tipikor.
Angelina Sondakh sudah membantah keras terlibat dalam kasus ini. "Membicarakan itu saja tidak pernah, membicarakan dengan Nazar apalagi Mbak Rosa, urusannya nyalon saja lalu ke butik, Pak Nazar juga tak pernah, tiba-tiba saya dibilang terima," ujar Angie kepada wartawan, Senin 16 Januari 2012.
Angelina juga mengaku sungguh heran kenapa dirinya bisa disebut meminta uang untuk meloloskan anggaran proyek yang dituduhkan itu. "Aku nggak pernah ngomong, aku sudah pusing, ada apa di balik semua ini, bicara soal Wisma Atlet, mereka yang menghubungi aku bicara tidak pernah apalagi minta, bicara tidak pernah," kata Angie. (eh)
• VIVAnews
Langganan:
Postingan (Atom)